Seburuk-buruknya keadaanku,sejatuh-jatuhnya aku, selelah-lelahnya hidupku, setidaknya aku masih punya Dia, tempatku bersandar & mengadu. Berharap jalanku selalu mendapat sinar-Nya

Jumat, 31 Oktober 2014

Terkuak, Rahasia Otak Jenius Albert Einstein

Liputan6.com, Florida: Sosok Albert Einstein, fisikawan terbesar abad ke-20, masih menyimpan pesona hingga kini. Dulu ketika ia wafat tahun 1955 lalu, dalam usia 76 tahun,  dokter yang mengautopsinya Thomas Harvey sengaja menyimpan organ otaknya. Untuk mengetahui rahasia di balik kejeniusan penemu teori relativitas itu.
Harvey mengiris-iris otak Einstein, menyelidikinya di bawah mikroskop. Ia juga memotretnya, menghasilkan 14 foto dari berbagai sudut pandang.

Seperti dimuat  LiveScience, dari hasil kerja Harvey, para ilmuwan akhirnya bisa menguak keistimewaan organ utamanya itu. Otak Einstein ternyata punya pola lipatan yang istimewa di beberapa titik, yang membantu menjelaskan asal mula kejeniusannya.

Dalam foto yang dipublikasikan 16 November 2012 di jurnal Brain, mengungkap, ilmuwan brilian itu memiliki lipatan di wilayah abu-abu otaknya, tempat pikiran sadar (concious) berada. Secara khusus, lobus frontal (frontal lobes), wilayah yang berkaitan dengan pikiran abstrak dan perencanaan, tak  biasanya memiliki lipatan rumit.


"Ini adalah bagian paling istimewa, canggih dalam otak manusia, kata Dean Falk, penulis pendamping laporan, sekaligus antropolog dari Florida State University, menyinggung soal wilayah abu-abu itu. "Dan milik Einstein sangat luar biasa."
Lebih banyak koneksi
Tim ilmuwan juga menemukan, secara keseluruhan, otak Einstein punya lipatan yang jauh rumit di cerebral cortex, materi abu-abu di permukaan otak yang bertanggung jawab atas pikiran sadar. Atau dalam bahasa sederhana, makin tebal materi abu-abu, makin tinggi IQ seseorang.

Falk mengatakan, banyak ilmuwan meyakini, makin banyak lipatan, makin banyak area ekstra untuk proses mental, yang memungkinkan lebih banyak koneksi antara sel otak.

Dengan makin banyaknya koneksi antara bagian yang saling berjauhan dari otak, seseorang akan mampu membuat "lompatan mental" menggunakan sel-sel otak yang jauh untuk menyelesaikan persoalan kognitif.

Sementara, prefrontal cortex, yang memainkan peranan kunci dalam pikiran abstrak, membuat prediksi dan perencanaan, juga memiliki pola lipatan rumit di otak Einstein.

Itulah yang mungkin membantu fisikawan itu mengembangkan teori relativitas. "Dia memikirkan sejumlah eksperimen, ketika ia membayangkan dirinya sendiri menaiki balok-balok cahaya," kata Falk. "Bagian prefrontal cortex-nya mungkin sangat aktif."

Tak hanya itu, bagian lobus oksipital (occipital lobes), yang bertanggung jawab pada pemrosesan visual, juga menunjukkan adalah lipatan ekstra.

Falk menambahkan, lobus parietal (parietal lobes) kiri dan kanan Einstein tidak simetris. Meski demikian, belum diketahui pengaruhnya atas kejeniusan ilmuwan itu.

Dari lahir atau karena proses?
Para ilmuwan juga belum bisa menebak apakah otak Einstein sudah istimewa sejak lahir, atau akibat proses merenungkan sains, fisika, dan matematika.

Falk meyakini, bisa jadi karena keduanya.

"Dua faktor sekaligus, alami sekaligus bagaimana dia memeliharanya," kata Falk. "Einstein terlahir dengan otak istimewa, dan pengalamannya membuatnya mengembangkan potensinya."

Pendapat berbeda diungkap Sandra Witelson dari Michael G. De Groot School of Medicine,  McMasters University, yang pernah menyelidiki otak Einstein. Menurut dia, kemampuan Einstein lebih bersifat alami ketimbang hasil kerja keras.

Pada 1999 , hasil kerjanya menguak lobus parietal kanan Einstein punya lipatan ekstra, yang dihasilkan oleh gen atau  terbentuk saat ia masih dalam kandungan.

"Bukan masalah lebih besar atau lebih kecil. Tapi pola otaknya sangat berbeda," kata Witselson. "Anatomi otaknya unik, dibandingkan dengan foto atau gambar  otak manusia yang pernah direkam." 



Sumber:http://news.liputan6.com/read/456492/terkuak-rahasia-otak-jenius-albert-einstein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar